Memperkokoh Ukhuwah Islamiyah

14 Desember 2023

Oleh : Dr. Abdurrauf, Lc., M.A.

Anggota Dewan Pengawas Syariah YBM BRILiaN

“Sesungguhnya orang orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu…” (QS. Al Hujurat : 10).

Ayat Al-Qur’an yang mengawali artikel ini adalah satu di antara sekian banyak ayat yang berbicara tentang pentingnya menjaga hubungan persaudaraan Islam, atau yang biasa dikenal dengan istilah Ukhuwah Islamiyah. Sebuah kata kunci yang menunjukkan jalinan persaudaraan di antara kaum muslimin, yang mana jalinan ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan hubungan atau jalinan lainnya dengan sesama manusia, bahkan terhadap hubungan persaudaraan sekandung sekalipun.

Dilihat dari segi makna kebahasaan, “ukhuwah” berarti persaudaraan, dan “islamiyah” berarti keislaman. Dengan demikian, Ukhuwah Islamiyah adalah jalinan persaudaraan yang didasarkan pada ikatan Iman dan Islam, yang menumbuhkan perasaan kasih sayang (mawaddah wa rahmah), dan saling menghormati (ihtiram), serta saling memuliakan (ikram) di antara sesama umat Islam.

Pengertian ini, didasarkan pada ayat yang ditampilkan di atas, yang mana diinformasikan dan sekaligus juga ditegaskan bahwa kaum muslimin pada dasarnya adalah saudara terhadap sesama muslim lainnya. Oleh karena itu, mereka berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan hubungan persaudaraan itu sebaik mungkin dan menghindari segala bentuk tindakan dan perbuatan yang dapat mencederainya. Untuk menjaga dan merawat hubungan persaudaraan ini, Al-Qur’an dan Sunnah banyak menginformasikan kepada kita sikap positif dan perbuatan negatif yang dapat menghancurkan tali persaudaraan, yaitu :

Pertama, perpecahan

Perpecahan merupakan faktor utama yang dapat merusak hubungan Ukhuwah Islamiyah sesama muslim, bahkan alat penghancur paling ampuh untuk merusak persatuan dan kekuatan, sebagaimana terbukti dalam sejarah perjuangan bangsa dan umat Islam. Begitu besar dampak buruk faktor ini, sampai Allah SWT terus mengingatkan kita agar menghindari dan mewaspadainya: “Berpegang teguhlah kalian dengan tali agama Allah dan janganlah berpecah belah….” (QS. Ali Imran : 103). Dalam ayat ini sangat jelas bahwa Allah SWT memerintahkan untuk mempererat tali persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah), dan melarang bercerai berai. Oleh karena itulah, mempertahankan ikatan ukhuwah tidak ubahnya seperti mempertahankan keutuhan Islam itu sendiri, dan menghancurkannya berarti menghancurkan bangunan Islam.

Kedua, menghindari perselisihan dan berbantah berlebihan

Berselisih pendapat terhadap suatu persoalan dalam batasan kepatutan adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah diskusi, karena itu termasuk positif, apalagi dengan argumentasi logis. Akan tetapi, perselisihan yang dilarang di sini adalah manakala selisih pendapat tersebut mengarah atau menyebabkan kepada perpecahan, sehingga merusak hubungan Ukhuwah Islamiyah dan berimplikasi kepada hilangnya kekuatan kaum muslimin. Kemungkinan potensi ini terjadi diingatkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: “Taatlah kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berbantah bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang orang yang sabar.” (QS. Al Anfal : 46).

Ketiga, menghindari perbuatan dzalim (aniaya)

Perbuatan dzalim dalam konteks ini adalah semua bentuk tindakan buruk yang dapat mengganggu hubungan baik dengan sesama, seperti mengambil haknya tanpa izin, menggunjing, menyebarkan kebohongan, merusak citra dan nama baiknya, membenci, mendengki, dan lain lain. Untuk mengantisipasi terjadinya keretakan ukhuwah akibat perbuatan dzalim ini, jauh-jauh sebelumnya Rasulullah SAW telah mengingatkan, “Janganlah kalian saling dengki, saling najasy (menawar barang dengan harga tinggi tanpa bermaksud membeli, tetapi dengan niat memperdaya), jangan saling benci, saling acuh tak acuh, janganlah sebahagian kamu melakukan penawaran atas transaksi yang lain (sebelum kepastian jadi/tidaknya), dan jadilah kalian sebagai hamba Allah yang bersaudara…” (HR. Muslim).

Keempat, saling menopang dan membantu

Sikap ini adalah sikap utama dalam memperkokoh Ukhuwah Islamiyah, karena pada dasarnya seorang muslim itu menjadi kuat oleh saudara seiman. Itulah barangkali hikmah, yang mana Rasulullah SAW sambil merekatkan jari jemari Beliau memberikan gambaran persaudaraan di antara kaum muslimin itu laksana bangunan yang saling memperkuat (HR. Bukhari dan Muslim). Perhatikanlah satu bangunan, sungguh ia menjadi kokoh dan tangguh, kendati menjulang tinggi dan berlantai lantai, karena seluruh sisinya saling mengikat dan memperkuat satu sama lain. Demikianlah, sejatinya Ukhuwah Islamiyah itu dibangun. Ia akan menjadi kokoh dan kuat manakala sesama muslim saling menopang dan bahu membahu di antara mereka.

Share:

Artikel Terkait